Kamis, 20 Maret 2008

KENAGAN MASA LALU

Dahulu waktu aku kecil di sebuah desa yang amat jauh bagiku waktu itu dari kota, bahkan sangat alami namanya desa Mejing Lor, masuk wilayah Gamping Sleman Yogyakarta.
Dapat di jangkau dengan kendaran tapi jarang yang punya. Pada waktu itu yang digunakan untuk bepergian mengunakan gerobak dan andong juga sepeda. Aku dulu sering naik andong atau gerobak di belakang, dengan taman-temanku, bahkan sering di marahi sama kusirnya yang galak itu. Tapi karena aku orang bandel tatap tidak mau turun meski sembunyi dari belakang. Kalau naik bus dulu namanya Baker, itupun tempat duduknya hanya dari kayu, ketika itu aku mau kepasar godean bersama budeku untuk foto bersama. Yah katanya buat kenang-kenangan jika udah besar nanti, Maklum foto itu hitam putih belum ada berwarna. Bagiku godean terasa jauh naik bus Baker masuknya lewat belakang. Jika ada perayaan di alun-alun utara, sering aku di ajak kesana naik andong sama budeku. Dia sering bilang kalau mau ke kota bilangnya ke negoro. Desaku yang amat damai sejuk bagai hutan2x banyak pohon bambu bahkan sangat rapat dan teduh. Cahaya matahari menyinari embun pagi yang menetes dari daun, bagai intan yang gemerlap. Sungai yang airnya bening daun2x berjatuhan di terpa angin yang amat sejuk, jauh dari bising, dan hingar bingar kota. Pada waktu itu bulan Desember bunga2x mekar kupu-kupu berterbangan, daun2x hijau segar, karena kena hujan semalam penuh. Pagi hari mau mandi terasa dingin bagai es dan di tambah angin yang menerpa tubuhku. Setiap kisah hidup manusia sudahlah tentu , tergores kenangan yang tiada mungkin terlupakan. Bagi diriku lembaran ini sudah terjadi, sewaktu masa kecil di saat itu kebahagian tercermin pada anak-anak lugu dan polos. Sangat dingin udara di awal bulan itu, bayak yang pulang pergi merantahu di jakarta. Pulang ke kampung membawa uang dan oleh-oleh. Nyanyian burung2x berkicau sungguh jarang terjadi saat ini, mungkinkah itu terjadi kembali. Hanya waktu yang akan menjawabnya, itupun jika manusia tidak merusak hutan dan di tebangi semaunya sendiri tanpa memperhatikan lingkungan. Kadang ceritaku kayak anak-anak kecil, yah namanya aja kenangan masa lalu, yang kadang sulit telupakan di ingatanku. Yah masa kecil yang amat indah, tiada seindah jaman dulu, meski belum maju seperti sekarang. Namun damai nyaman, berkumpul dengan teman2x sejawat. Bahkan mainanya pun sangat sederhana seperti lempar karet, bentik, main petak umpet, pada malam hari saat bulan purnama datang lebih asyik. Karena pada waktu itu penerangan mengunakan lampu lentera atau ”dian” bahasa jawanya. Kalau orang kaya menggunakan dian petromak yang sangat terang sekali. Itu pun di gunakan ketika ada hajatan atau acara hari kemerdekaan indonesia 17 agustus. Jika bulan Rhamadan tiba aku dan teman-temanku satu kampung pakai oncor tuk pergi ke langgar atau musola. Karena di desaku belum ada masjid pada waktu itu. Yah ramai-ramai karena untuk pegi sendiri merasa takut, habis gelap gulita dan sering di takut-takuti sama anak yang udah dewasa, katanya di tempat gelap banyak setan dan hantu-hantu, takut jika ingat itu. Sampai pada lebaran datang semua pergi ke lapangan untuk menunaikan ibadah Idul Fitri. Dulu aku Cuma minta di belikan baju aja kesulitan, karena pada waktu itu banyak anak satu keluargga punya 6 ada yang 12 coba bayangkan itu. Akhirnya ya Cuma baju pramuka yang aku pakai itupun sebagian hasil tabungan yang aku kumpulkan sedikit demi sedikit untuk lebaran, meski serba kekurangan tapi aku cukup bahagia. Itulah gambaran masa kecilku dulu, penuh dengan memori yang tak pernah aku lupakan. Sampei saat ini sangat terkenang masa kecil dulu itu. Teman2x masa kecil dulu udah ada yang meninggal karena sakit yang tidak dapat di obati, Di samping itu medis belum secanggih sekarang. Karena masa dulu serba terbelakang dan sangat kekurangan. Sering aku melamun mengenang waktu itu dan merasa kesepian yang sangat dalam, ketika orang-orang yang aku cintai telah tiada dan pergi untuk selama-lamanya ke alam baka, meski aku tau orang hidup akan mati. Yah kadang aku pergi kesawah, mandi di sungai yang airya bening belum tercemar kayak sekarang yang airnya sangat kotor. Jika ada waktu aku dan teman2x cari kayu bakar, karena pada waktu itu untuk memasak mengunakan kayu, belum ada kompor seperti sekarang. Jika libur sekolah, aku cari rapak, tahu enggak itu, bekas daun tebu kering untuk membuat getepe alias genteng, karena pada waktu itu memang banyak di gunakan untuk kandang sapi atau kambing juga kandang ayam, dan untuk dapur. Untuk dinding hanya pakai anyaman bambu, bila malam tiba hanya walang, jangkrik, burung hantu dan kalong serta binatang malam yang selalu ada dan menemaniku setiap malam. Tapi kini semuanya musnah, kerena banyak di buru pakai senapan di tembaki sampai tak ada lagi habitat itu. Sepi.....! Yah masa kecil itu tinggal kenangan yang amat indah bagiku, sulit untuk di lupakan, apa lagi jika mengenang masa itu jadi hampa, Kini semua tinggal kenangan. Ada kalanya aku berpikir apakah nanti jika aku udah tiada, masih adakah yang sepeti yang aku alami, hanya Tuhan yang tahu semuanya itu. Yang jeles semua makluk hidup akan mati Cuma ada satu yang membuat orang di kenang jasa-jasanya jika orang tersebut, adalah pahlawan, atau seniman. Maka mereka selalu ada dalam hati, yang selalu menghargai jasa pahlawanya yang telah memajukan bangsa dan negara. Ada kata pepatah mengatakan macan mati meninggalkan belang gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan amal. Emang tidak ada manusia yang sempuna hidup di dunia ini, kesempurnaan milik Tuhan kekurangan milik kita. Sudah tentu kita sebagai manusia wajib menjalankan perintahnya dan menjaui laranganya. Tapi bagi orang yang tahu akan Tuhanya, dimana sebetulnya manusia itu makluk lemah di mata Tuhan. Kembali di masa kecil, aku suka mandi bersama–sama anak perempun dan laki campur tidak ada istilah malu, karena pada waktu itu masih lugu belum tahu apa-apa. Tidak seperti anak-anak sekarang, masih kecil udah mengenal cinta. Bahkan anak SD aja udah tahu apa itu cinta, padahal cinta monyet itu khan di awali jika udah masuk SMP. Masa puberitas pada masa-masa itu, di mana baru mengenal cinta pertama, dan surat-suratan yang saling memuji satu dengan yang lain. Penuh romantika selalu mewarnai remaja2x jaman dulu waktu itu. Yang aku tahu hidup di dunia ini tidak lebih dari panggung sandiwara, di mana lakon dan peran-peran itu ada pada kita-kita ini. Jodoh rejeki dan ajal hanya Tuhan yang tahu. Selama aku hidup belum pernah merasakan ke bahagiaan lahir maupun bathin, selalu hampa dan nestapa selalu menghampiri jiwaku. Karena sejak kecil aku di asuh oleh bude-budeku, kerana di tinggal merantau oleh orang tuaku di Jakarta. Sampai aku udah dewasa ini merasa tak mampu untuk berbuat apa, supaya sukses dan menjadi manusia yang berguna bagi aku dan orang lain dan saudaraku. Pusing, gundah gulana hatiku tiada menentu, rasanya bagai sedih tak berujung kapan akan berakhir. Tak ada jawaban, kapan dewi fortuna dan dewa keberuntungan datang padaku. Jangankan untuk mengenal cinta antara pria dan wanita, untuk mengurus diri sendiri aja aku merasa belum mampu. Dan yang aneh salama ini aku rasakan, aku tak percaya adaya cinta sejati itu. Kadang aku berpikir untuk apa hidup ini, sudah hidup menderita, penuh persoalan, makna ini yang sulit di ukur dengan nalarku. Kadang aku merasa kita hidup ini kayaknya kena imbas kesalahan nabi Adam dan Eva, di masa lalu yang mana sebelum kita ada dan tecipta di dunia ini. Dalam arti pada waktu itu Nabi Adam dan Eva ada di surga, hanya karena melanggar pantangan hingga mereka berdua di buang di dunia ini. Jadi menurut aku wajar jika kita yang menanggung semuanya ini. Jika aku renungkan, jaman sekarang ini kok sulit ya untuk cari kerja..! Apa lagi mau wiraswasta terbentur modal enggak punya lagi, hidup serba kekurangan, belum jika nanti sakit. Tak punya uang , untuk mengurus askin harus kesana dan kemari, itupun di persulit oleh orang-orang bahkan cendrung melecehkan orang miskin. Meski tidak semua seperti itu ada yang baik juga ada yang tidak, hidup lebih susah dari yang aku kira, ya Tuhan kuatkan lah imanku untuk menjalani hidup ini...!!!!! Kiranya ini dulu apa yang ada dalam bathinku, mudah-mudahan para pembaca dapat mengetahu apa isi hatiku yang paling dalam. Hingga aku buat tulisan ini karena aku yakin bagi anda juga pernah punya masa lalu yang begitu indah,yang tersimpan dalam hati kita masing-masing akan terkenang. Bagiku hidup ini harus kita maknai dan tidak pelu di sesali jalani apa adanya. Semogga Allah melindungi kita memberi rejeki yang melimpah untuk kesejahteraan anak cucu kita nanti. Jangan lupa beramal, karena dalam hadis nabi pernah bersabda bahwa harta yang kita miliki sebagian milik orang miskin. Itulah makna hidup yang sesungguhnya, apalah artinya hidup ini jika tidak berguna untuk orang lain. Mati tidak membawa apa-apa hanya kain kafan 2 meter saja, karena di hadapan Tuhan hanya amal dan ibadah yang di tanyakan. Amin.....!!!!!

Tidak ada komentar: