Terkadang
aku binggung memikirkan nasibku ini, adakalanya bimbang akan masa
depan ku yg suram dan penuh tanda tanya. Pertanyaanya bisakah dapat
di ubah..?
Sedang aku tak kuasa untuk melakukan sesuatu yg berkaitan dengan nasibku ini. Tuhan apunilah hambamu ini yg tak punya daya buat bangkit, meski telah menapak dan selalu kucoba dan terus mencoba. Perjalanan nasib manusia memang selalu berbeda satu dengan yg lain, tapi aku selalu rapuh untuk berfikir ini. Umur semakin tambah dan fisik semakin rapuh seirig dengan perjalanan waktuku, perasaan kesepian selalu ada dalam jiwaku dan menghantui di setiap langkahku. Sedih binggung campur merana di tambah rendah diri miskin segalanya.
Sedang aku tak kuasa untuk melakukan sesuatu yg berkaitan dengan nasibku ini. Tuhan apunilah hambamu ini yg tak punya daya buat bangkit, meski telah menapak dan selalu kucoba dan terus mencoba. Perjalanan nasib manusia memang selalu berbeda satu dengan yg lain, tapi aku selalu rapuh untuk berfikir ini. Umur semakin tambah dan fisik semakin rapuh seirig dengan perjalanan waktuku, perasaan kesepian selalu ada dalam jiwaku dan menghantui di setiap langkahku. Sedih binggung campur merana di tambah rendah diri miskin segalanya.
Kalut, aku terjebak di
antara dua pilihan di sisi kanan aku belum pernah merasakan kasih
sayang juga belaian seorang wanita, tentunya bagi orang normal sangat
di butuhkan.
Apa mungkin orang seperti
aku berhak mendapatkanya, aku pesimis dan tidak yakin. Keyakinan juga
optimis milik orang yg berduit dan kaya juga bagi orang yg SDM nya
dapat di andalkan. Tapi aku hanyalah manusia bisa dan sangat kecil
dan miskin semua itu.
Rasa percaya diri hilang
mana kala di hadapan orang-orang itu, aku merasa rendah dan mungkin
sangat rendah.
Kedua aku merasa enjoy
dan bahagia ketika ada teman yg datang untuk menghiburku dan mengajak
ke laut buat refrising agar tidak setres lagi. Hanya dengan itu aku
dapat tenang. Tapi itu hanya sementara aja, setelahnya datang kembali
rasa sepi itu dan jadi hatu dalam hatiku.
Aku memiliki rasa juga perasaan yg sama dengan mereka,
ada kalanya aku ingin bercinta dengan seorang wanita tapi apa mungkin. Yg bercinta dengan sejenis bagemana itu bisa terjadi. Jika hal ini di larang agama, mengapa manusia
di cipta. Adakah di balik ini semua Tuhan punya rahasia yg manusia
tak ada yg tau atau hanya cobaan hidup dan perjalanan manusia saja.
Apakah aku bahagia,
jawabnya tidak. Karena kebahagiaan tidak dapat di ukur dengan
materi juga dari segi
pandangan saja. Lantas apa yg harus aku lakukan selanjutnya, apakah
terus begini dengan penuh penyesalan karena hidup penuh kekurangan.
Harusnya tidak sebagai manusia yg tercipta makluk yg paling sempurna
di bekali ilmu, harusnya manusia lebih luwes dari makluk yg ada di
muka bumi ini.
Kadang aku juga bertanya
pada diri sendiri, apakah aku normal sebagai manusia seutuhnya, jadi
binggung sendiri. Mau curhat dengan kawan atau pemuka agama atau pada
pendeta, romo pastur, ustad. Nanti malah aku yg di salahkan karena
jadi manusia tidak normal dan cendrung menyimpang. Tapi apakah aku
tak punya hak untuk hidup dan menentukan nasibku..? Mestinya mereka
juga sadar, dalam hidup ini ada normal juga ada yg tidak normal ada
yg cacat secara fisik ada yg cacat mental. Meraka juga harus sadar
hidup ini perlunya saling pengertian. Jangan hanya mencemoh dan
msnyalahkan orang lain. Sadar diri lebih baik dari pada cuma menilai
kekurangan orang lain karena hanya dengan cara ini kita dapat
menghargai aku juga mereka semuanya yg serba kekurangan. Aminn..!!!
Sebetulnya dalam hatiku
terbesit ingin punya seorang istri tapi apakah masih pantas, sedang
aku udah tua, dan apakah masih laku. Untuk menghidupi diri sendiri
aja tidak mampu, layakkah jika aku sendiri penuh derita. Aku takut
tak dapat membahagiakan seorang wanita, aku jadi paranoit. Wanita
itu Itu kadang sulit di tebak apa maunya, dia bilang sayang hanya
kamuflase saja, cuma untuk menghibur hati seorang pria. Aku yg
merana mana mungkin wanita mau dengan aku, kebanyakan para wanita
ingin pria yg sempuna yg dapat memberikan apa yg dia mau dan banyak
tuntutan materi. Sedang aku bukan pria perkasa juga tidak pantas
buat wanita. Untuk itulah mengapa aku tak bayak waktu buat memikirkan
wanita buat jadi istri danbaan setip pria normal. Maafkan aku Tuhan
jika aku salah dalam melangkah baik di dunia ini dan akhirat nanti.
Aku tidak dapat menjalankan amanatmu buat kawin dengan seorang wanita
yg mungkin menjadi jodohku. Meski itu dosa tapi aku tidak sanggup
jika terus begini, dengan hidupku yg selalu sepi dan sunyi tanpa
teman dalam hidupku.
Hanya doa padamu aku
selalu panjatkan agar terhindar dari dosa-dosa yg aku perbuat selama
ini. Maafkan juga buat ibuku tercinta jika anakmu ini tak dapat
seperti yg engkau mau dan hidup wajar seperti yg lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar